Ismail Jafar menceritakan kenangannya di masa lalu saat menjadi bintang tamu dalam acara podcast MTs Muhamadiyah Metro.

Ismail yang kini tinggal di desa Sidodadi, Kecamatan Pekalongan, Lampung timur ini telah memiliki 5 putra dimana anak ke 4 dan ke 5 adalah kembar. Dari kelima putranya saat ini empat di antaranya sudah menjadi hafidz Alquran .

Dalam tayangan Podcast tersebut, Ismail Jafar mengungkapkan jika dirinya merupakan alumni MTs Muhammadiyah Metro di tahun 1986. Ayahnya meninggal saat Ismail masih duduk di kelas 6 sekolah dasar, sehingga dia tinggal di panti asuhan Muhammadiyah Metro bersama dengan adiknya.

Diapun menceritakan bahwa dahulu untuk berangkat sekolah, dari panti asuhan menuju MTs Muhammadiyah Metro harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer dengan berjalan kaki.

“Dulu saya berangkat dari panti asuhan yang jaraknya sekitar tiga kilometer jalan kaki berangkat dan pulang setiap hari, bareng temen-temen yang juga se-sekolah di MTs Muhammadiyah metro ini,” ungkap Ismail Jafar penuh semangat.

Saat di tanya tentang kenangannya di MTs, dia menceritakan bahwa saat itu Madrasah masih belum seramai seperti saat ini. Bahkan dahulu dalam satu kelas, jumlah laki-laki di kelasnya hanya 3 orang, termasuk Ismail, dibandingkan dengan jumlah murid perempuan yang mencapai 6 kali lipatnya atau 18 orang.

Ia menceritakan keseruannya saat masih menjadi siswa madrasah, dimana dulu Ismail termasuk aktif mengikuti lomba MTQ dan sering mendapatkan juara.

“Dulu masih sepi bahkan di kelas saya hanya ada 3 laki-laki dan sisanya sekitar 18 orang perempuan, sering dulu ikut lomba MTQ dan Alhamdulillah dulu memang MTs Muhammadiyah ini sering menjadi juara, ” kata Ismail Jafar dengan bahagia.

Iapun mengenang dimana dahulu di salah satu sudut sekolahan terdapat sumur yang dahulu menjadi tempat minum setelah kelelahan bermain dan berolahraga karena tak memiliki uang untuk jajan.

“Dulu disitu ada sumur, nah dulu kalau kecapean dari jam olahraga saya ambil airnya dan langsung saya minum, karena yatim dan tinggal di panti asuhan jadi gak punya uang buat jajan,” ungkap Ismail sembari tertawa mengenang masa kecilnya

Di akhir, obrolan Podcast itu, Ismail berharap kepada MTs Muhamadiyah terlebih siswa dan alumni-alumninya untuk terus berkontribusi untuk umat dan negara, dan juga dia berpesan kepada adik-adik kelasnya untuk terus semangat menuntuk ilmu setinggi mungkin.

“Harapan saya untuk MTs Muhammadiyah ini semoga semakin maju dan terus berkontribusi untuk umat dan Negara, dan juga untuk adik-adik madrasah untuk terus semangat menuntut ilmu setinggi mungkin agar dapat berkhidmat untuk masyarakat dan agama,” tutup Ismail.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here